Cara menanam padi yang baik dan
benar - Bagi para petani tentu tidak ada
yang memuaskan selain mendapatkan hasil panen yang super dan banyak, nah kali
ini saya hanya akan membahas tentang bagaimana cara menanam padi yang baik dan
benar di sawah agar mendapatkan hasil panen yang maksimal. Tanaman padi merupakan asal
muasal dari beras. Beras merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia untuk
mencukupi kebutuhan karbohidrat. Begitu bergantungnya masyarakat akan kebutuhan
beras atau nasi, menyebabkan beras atau nasi menjadi kebutuhan utama dan wajib
untuk dipenuhi. Kecukupan dan keberhasilan budidaya tanaman padi menjadi
penentu untuk mencukupi kebutuhan. Menanam padi tentunya tidak lepas dari
pengolahan tanah persawahan agar memperoleh hasil yang maksimal.
- Pengolahan Tanah
Membajak Sawah Menggunakan Traktor |
Cara Mengolah Tanah:
Media
tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman.
Persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sawah sebagai media tanam.
a. Pembersihan
Sebelum
tanah sawah dibajak sawah harus dipastikan bebas dari jerami-jerami, gulma dan
tanaman liar. Jangan sampai pertumbuhan tanaman padi terganggu karena mesti
berbagi nutrisi dan air dengan gulma dan tanaman liar. Kumpulkan di satu tempat
atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu
akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
b. Pencangkulan
Sawah
yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak
dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilakukan untuk
perbaikan pematang-pematang yang bocor.
c. Pembajakan
Sebelum
pembajakan, sawah harus digenangi air lebih dahulu paling tidak pada malam hari
sebelum dibajak, sawah sudah tergenang air. Pembajakan dimulai dari tepi atau
dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. Ttujuan pembajakan
adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis
seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan
tanah.
d. Penggaruan
Pada
waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanya untuk
membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berulang-ulang
sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.
Setelah
penggaruan pertama selesai, sawah digenangi air lagi dengan ketinggian hingga
10 cm selama 7-10 hari, yang akan menyebabkan media tanam menjadi berlumpur dan
racun pun dapat hilang karena ternetralisir.
- Pencarian mutu benih yang akan dipakai:
Siapkan
kain ukuran 20 cm x 30 cm. Siapkan benih sebanyak 100 butir kemudian direndam
dalam air selama ± 2 jam.Benih yang sudah direndam diletakkan di atas, kain
yang sudah dibasahi (lembab). Tunggu 3-5 hari, kemudian hitung benih yang
berkecambah. Kalau benih yang berkecambah lebih dari 90 butir, berarti benih
tersebut bermutu tinggi. Tentu benih yang berkualitas unggul dan bermutu
tinggi inilah yang layak untuk dibudidayakan. Sedangkan jika benih tidak
menunjukkan tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak
disarankan untuk dibudidayakan.
- Memilih Tempat Pesemaian: Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
·
Tanahnya harus yang subur, banyak
mengandung humus, dan gembur.
·
Tanah itu harus tanah yang terbuka,
tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan
dipergunakan sepenuhnya.
·
Dekat dengan sumber air terutama
untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedangkan
pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila
persemaian itu mengalami kekeringan.
·
Apabila areal yang akan ditanami
cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu
tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga
pengangkutannya.
- Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian: Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
o
Pesemaian Basah
Dalam
membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput
dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah
digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak,
rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam
serngga yang dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
o
Pesemaian
Kering
Prinsip
pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan
sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah
dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai
cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.Setelah tanaha menjadi halus,
diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut :
Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.Antara bedengan yang satu
dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk
memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama,
penyiangan, dan pencabutan bibit.
5.
Penaburan
Biji: Untuk memilih biji-biji yang bernas
dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam
sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung
bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar
cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari
rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman
dibiarkan selama 8 jam.Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka
biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak
terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat
akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran
yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.
6. Pemeliharaan Pesemaian: Pengairan
pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam,
baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak
berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah
penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhaan.Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air
rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga
bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa
mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan
dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka
penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.• PengobatanUntuk
menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan
Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian
berumur 17 hari.• Pemupukan
7.
Penanaman:
Pemilihan Bibit:Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan
bibit di pesemaian.
Penanaman Bibit Padi |
Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan. Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:• Umurnya tidak lebih dari 40 hari• Tingginya kurang lebih dari 40 hari• Tingginya kurang lebih 25 cm• Berdaun 5-7 helai• Batangnya besar dan kuat• Bebas dari hama dan penyakitBibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
8.
Pemeliharaan: Pengairan: Air
yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari
sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang
sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal
dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak
mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat lurus, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat lurus, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
9.
Penyiangan
dan Penyulaman: Setelah penanaman, Apabila tanaman
padi ada yang mati harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat
menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari
sesudah tanam.Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar
rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak
dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua
setelah padi berumur 6 minggu.
10. Pemupukan: Pemupukan
dilakukan guna untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan
oleh tanaman di dalam tanah, juga agar tanaman yang ditanam mendapatkan asupan
zat-zat yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman itu sendiri. Untuk tanaman padi,
pupuk yang digunakan antara lain:1. Pupuk alam, sebagai pupuk
dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk
alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyaknya kira-kira 10
ton / ha.2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya:
ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:ZA/Urea :
menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman,
dan menambah besarnya gabah.DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang
pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.ZK : memberikan ketahanan
tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
11. Pemberantasan Hama / Penyakit: Burung, banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan
benda-benda untuk menghalaunya.Walang sangit, penyerangan dilakukan saat padi
masih muda, walang sangit dapat diberantas dengan disemprot menggunakab DDT
atau disuluh (dipasang lampu).Tikus, hewan yang satu ini dapat merugikan petani
dengan jumlah besar kerena mereka dapat merusak areal yang cukup luas dengan
waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas dengan gropyokan atau dengan
member umpan yang berupa ketela, jagung dan sebagainya yang dicampur
dengan phospit.Ulat serangga, serangga-serang itu bertelur pada daun, apabila
menetas ulatnya merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya harus disemprot
dengan obat-obat insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin, Diazinon dan
sebagainya.
0 komentar:
Post a Comment